Hujan dan Payung Hitam...


Aku masih ingat simpuhmu berlinang air mata. Kau peluk aku yang penuh rasa sakit. Kau pinta satu doa yang selalu ku amini sepanjang usia. Kau pinta satu doa yang selalu menjadi doaku. Mama.
Seorang pemuda yang mampu menjadi imam ketika sholat. Seorang pemimpin yang shaleh.

Berjuta kata kau ceritakan harapmu mama. Dalam benaku selalu aku ingin mewujudkanya dengan sepenuh hatiku. Tapi tidak kini. Pernah aku berkata jika kelak aku akan menjadi sosok yang kuat, sekuat engkau, bahkan lebh kuat. Tapi tidak kini. Semua impian yang aku rangkai perlahan lebur oleh hujan.  Maafkan gadismu ini mama. Payung hitamku rapuh oleh langkahku.

Tak bisa aku penuhi inginmu. Tak akan ada seorangpun yang akan aku biarkan masuk dalam hidupku mama. Aku bisa lakukan segalanya sendiri. Jangan kau tanyakan apapun tentang ini mama. karna aku tak akan menjawabnya mengapa.

Hujan dan payung hitam. Gadismu menari bersama air matanya yang telah mengering. Aku akan bahagia mama.

Komentar